Tradisi 'Pondok Cinta' Untuk Remaja Melakukan Hubungan Intim Di Kemboja

Thursday, September 06, 2012 by


Gadis Kreung,Nang Chan (17) bersama teman lelakinya,Pneang (20) di Kuhn,Daerah O'chum Ratanakiri,Kemboja.

KETIKA usia seseorang gadis itu sudah memasuki 15 tahun,maka orang tua mereka akan membina sebuah 'Pondok Cinta' untuk anak-anak gadis mereka menghabiskan waktu malam dengan remaja-remaja lelaki  lain dari komuniti mereka. Itulah sebuah tradisi khusus dari Suku Kreung di Kemboja.

Ibu bapa Kreung,Li-Mon (kiri) dan Ath (kanan) bersama anak gadis mereka,Poeun didepan 'Pondok Cinta' di Krola,Daerah O'chum, Ratanakiri,Kemboja.




Gadis Kreung berada di luar 'Pondok Cinta' kepunyaannya di Krola,Daerah O'chum,Ratanakiri,Kemboja.



Suku kaum Kreung adalah suku terpencil yang tinggal di timur laut Kemboja yang sangat liberal dan terbuka untuk hal berbau seksual. Ketika seorang gadis mencapai pertengahan remaja, orang tuanya akan membangunkan sebuah 'Pondok Cinta' kecil dan mendorong anaknya bertemu remaja lelaki dan menghabiskan malam mereka sampai bertemu cinta sejatinya dengan siapa yang mahu menikahinya.

Mereka percaya ini adalah cara terbaik untuk menemukan suami terbaik anak perempuan mereka yang merupakan pasangan sempurna. Mereka percaya, pernikahan seperti itu, hubungan akan bertahan lama dan penuh dengan kasih sayang. Gadis Kreung yakin tentang kemahiran seksual mereka,mereka tahu bagaimana untuk menghadapi lelaki. Mereka begitu arif tentang apa yang mereka inginkan ketika menjalinkan hubungan dengan lelaki.

Tia,gadis Kreung berusia 15 tahun di luar 'Pondok Cinta' milik kawannya.



Begitulah tradisi cara bagaimana Kreungs menangani puteri remaja mereka. Menurut mereka di zaman moden di mana perceraian dan perkosaan terlalu umum dalam masyarakat barat,masyarat suku kaum Kreung ini tidak pernah mengalami kes perceraian dan pemerkosaan dalam masyarakat mereka. Kini di wilayah ini, kempen menyebarkan kesedaran tentang seks yang selamat,ialah dengan menggunakan kondom.

Ibubapa Nang Chan,Galung (45) dan Puang (56) di ladang mereka di Ratanakiri,Kemboja.



Nang Chan adalah seorang gadis remaja berusia 17 tahun sekarang tinggal di sebuah gubuk cinta di halaman belakang rumah orangtuanya. Mari kita lihat pandangannya tentang 'Pondok Cinta'  ini :

"Pondok-pondok itu memberikan kami kebebasan dan adalah cara terbaik di mana kami dapat menjelajahi kekasih sejati kami.

"Ketika remaja lelaki datang untuk menghabiskan malam dengan saya.. Saya tidak ingin mereka menyentuh saya, maka mereka tidak akan lakukan. Kami hanya bercakap-cakap dan tidur. Jika saya bertemu beberapa lelaki, dan kami berdua saling mencintai, maka saya akan lakukan 'hubungan intim' dengannya di pondok saya.

"Tapi jika saya berhenti mencintai dia dan menemui remaja lain yang saya lihat lebih menarik, maka saya akan berhenti melakukan hubungan seks dengan teman saya sebelumnya.Saya telah berpindah ke 'Pondok Cinta'  saya ketika saya berusia 15 tahun.Ketika itu saya sudah pun memiliki empat orang teman lelaki.

"Saya tidak ingat berapa ramai lelaki lain yang telah datang dan bermalam dengan saya. Ada dua atau tiga orang pada masa ini. Saya rasa tidak ada kemestian untuk saya melakukan hubungan seks dengan lelaki, hanya kerana dia tidur di samping saya. Kami perempuan, sangat teguh memegang pendirian untuk membuktikan cinta sejati mereka sebelum keintiman akan terjadi.

"Saya juga bimbang dengan kehamilan yang tidak kami ingini. Tetapi orang tua-tua kami telah mengajar kami bagaimana untuk menghindarinya dan memiliki seks hanya dengan lelaki yang benar-benar kita cintai. Jika seorang gadis hamil oleh seseorang yang tidak mencintainya, tetapi ada jejaka lain mencintainya, maka lelaki tersebut akan menikahi gadis itu dan tetap mengambil bayi tersebut sebagai miliknya.

Begitulah kisahnya tradisi 'Pondok Cinta' suku kaum Kreung di Kemboja. (IH)

0 comments:

Post a Comment

KOMEN @ AKU BUDAK KOLA©